Thursday, April 25, 2013

Cerita Gue dan Gunung


Hmmm... sebelum gua mulai, gue mau memperkenalkan diri gue dulu, gue muhammad mara ikbar, orang2 biasa manggil gue ikbar, umur gue 17 tahun, sekarang gue kuliah di semester 4,kecepetan ? memang, Kok bisa? Tanya bapak gue.

Oke gua mulai, hmmm.. cek cek, jadi merujuk pada pada judul gw diatas, rumusan masalah yang mau gue ungkapkan adalah

1.1 Rumusan Masalah

- kenapa gue suka naik gunung ?
- apa yang menyebabkan gue suka naik gunung ?
- apa yang terjadi setelah gue naik gunung ?
1.2 Sistematika penulisan
jadi dalam makalah ini...

bro ini blog bro bukan makalah,


Oke balik lagi (kali ini seriusan), kenapa gue suka gunung? Karena saat berada di gunung lo bakal ngelupain semua kepenatan yang elo alami di hidup lo. Karena saat lo berada di gunung lo bakalan menghargai yang namanya makanan. Karena saat lo di gunung lo bakal ngerasaain yang namanya susah bareng, makan bareng, tidur bareng, kedinginan bareng sama rekan lo. Karena pas lo lagi di gunung bakal merasa diri lo itu kecil bro dibanding ciptaan tuhan yang maha luas dan maha indah yaitu alam. Itu sebagian kecil yang bisa lo dapetin ketika lo lagi di gunung dan gw yakin “sebagian kecil” hal2 yang gw sebutin tadi gak bakal lo dapetin pas lo lagi jalanin rutinitas lo (insyaallah).

Sebagai laki-laki naik gunung mempunyai filosofi tersendiri bagi gue, ketika naik gunung lo pasti bawa perlengkapan yang berat di dalam tas carrier lo dan lo harus bawa tas carrier lo yang berat itu naik ke puncak ngelewatin rintangan-rintangan di depan kayak tanjakan terjal, ujan deres, badai, sungai, belum lagi kalo sepatu lo putus, lo jatoh, luka dll.

Kalo kita jadiin filosofi gue laki-laki di gambarkan sebagai “kepala keluarga” yang ngebawa beban tas carrier yg beratnya rata2 di atas 20kg, tas carrier disini digambarkan sebagai “istri dan anak2” gw kelak. Dan gue harus ngebawa mereka (keluarga gue) sampai ke “puncak” dan di puncak kita bisa jalan jalan sama keluarga dan berekreasi bersama, puncak saat ini terletak di kabupaten bogor, tapi kalo hari libur biasanya macet jadi mending cari tempat laen aja kalo mau liburan, da....

bro plis bro jangan ngelantur, plis ini mah

(oke balik lagi)  untuk mencapai “puncak” itu lo harus ngelewati rintangan yang gw sebutin diatas tadi, rintangan itu bagaikan “masalah-masalah” di dalem hidup lo yang harus lo lewatin. Dan mau gak mau lo harus ngelewatin rintangan itu untuk sampe ke puncak.

itu bro filosofinya......Gile bro dalem yah artinya,....gak juga sih

Oke dari filosofi gw yang gw sebutin diatas tadi, sebenernya dengan naik gunung juga adalah satu-satunya situasi ketika lo pegi bareng laki-laki, tidur bareng laki-laki, makan bareng laki-laki dan lo gak dikatain HOMO, dan saran gw ketika malam minggu tiba dan lo gak punya pacar untuk di ajak jalan, sesegera mungkinlah naik gunung karena ketika lo ditanya “kenapa lo gak jalan bro pas malem minggu kemaren?” dan lo jawab “iya bro kemaren gw naik gunung”, pandangan orang yang mengangap lo HOMO seketika berubah menganggap lo MACHO. asikkk

-Paragraf diatas lebih berupa curhat dibanding saran-

Okeeee, Sekarang gue mau cerita pengalaman pertama gw naik gunung, ehm ehem....

            Sebagai anak yang dulunya ikut ekskul pramuka gak asing bagi gue mendengar kata gunung, jalan jauh, kemah, hutan, alam dll. Dari latar belakang diatas maka ketika temen gue ngajak gue naik gunung untuk pertama kalinya (waktu itu gunung Gede Pangrango), gue langsung dengan PeDe mengatakan ”iye bro siap”. Asli gue ke-pede-an di sini

Hari H pun datang kita berangkat ke bogor di daerah cibodas untuk langsung menuju gunung Gede Pangrango.  Kita tiba di gunung gede pangrango malam hari, setelah semalam menginap di pos penjaga taman nasional, keesokan paginya kita siap berangkat. yeahhh
Sesaat sebelum berangkat temen gw nawarin
 “ bro mau muncak dua sekaligus gak? Puncak Gede ama Puncak Pangrango?”,
dengan PeDe-nya gw jawab
" Oke, gue sih siap-siap aja "
setelah percakapan yang meyakinkan itu kita mulai naik gunung Gede Pangrango. Tidak lama berselang, setelah beberapa jam mendaki ,......kata-kata " Oke, gue sih siap-siap aja " gue berubah jadi “bro muncaknya satu aja ya, gak kuat kayaknya hehehe”, dari perkataan gue yang pertama terlihat macho lalu berubah menjadi menye-menye gue mendapat pelajaran pertama gue dari gunung Jangan meremehkan apapun.

Setelah bergumul selama dua hari di gunung dan berhasil mencapai puncak pertama gue, gue pulang, dan setelah beberapa hari ............gue masuk rumah sakit dan diopname. Puncak Gede yg gue taklukan harus dibayar pahit oleh penyakit aneh yg gue gak tau sebabnya. Pelajaran kedua yg gue dapet Siapkan fisikmu sebelum melakukan apapun.Rumah sakit dan opname hampir membuat gue memutuskan berhenti naik gunung. Namun gue ingat kata-kata Henry Agustin:

My body wasn’t designed for mountain, but my soul was
-Henry Agustin

Siapa Henry Agustin? gw juga gak tau siapa. Yang jelas kata-kata Henry Agustin diatas gua dapet dari baju pencinta alam punya temen gue, sebut saja namanya "iranda". Dan kata-kata dari baju temen gue tersebut secara tidak langsung memacu semangat gue untuk menaklukan gunung untuk kedua kalinya. 

Kali ini gue berencana menaklukan gunung Papandayan, bersama ke-empat temen temen kampus gue yg keren-keren sebut saja nama mereka "toro", "babe", "rijal", dan "heru" (semuanya nama samaran). Kita berlima selama dua hari sukses menaklukan puncak papandayan dan melihat keindahan padang edelweis diatas padang "tegal alun".
Alih –alih menaklukan puncak papandayan kali ini justru gue yang ditaklukan, karena........

-Kenapa bro kok gak dilanjutin lagi ?

-Iya bro..

-Kenapa?

-Karena pas balik dari papandayan gue masuk rumah sakit lagi....

-gile lo bro, sakit apa bro? Parah gak? Lama di opname?

-eh entar dulu, kok kita jadi chatting sih?

hening...............(sayup-sayup terdengar lagu -Punk Rock Jalanan)


Well, itulah cerita gw pas awal-awal naek gunung, dua kali naik gunung dan pas turun kedua-duanya gw diopname di rumah sakit. Tapi gw bersukur, gw masih selamet dan gw yakin setiap kita ngelakuin pengorbanan pasti dapet balesan yang setimpal, dan balesan itu bagi gw adalah keindahan puncak-puncak gunung yang ada di negeri kita, Indonesia. Tapi gak di opname juga kali





gue, merah putih dan puncak ceremai



Oke oke oke, Sebelum gw menutup cerita gw tentang pengalaman gw, gw mau kasih beberapa “wejangan” apa yang harus kita lakukan di alam.

ketika di alam, jangan bunuh apapun kecuali waktu
ketika di alam, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak
dan ketika di alam, jangan ambil apapun kecuali pengalaman

keren kan ? hehehe iyalah keren orang gue maling kata-kata motto pencinta alam hehehe

Tapi, yang jelas gw yakin Interaksi kita dengan alam pasti berimplikasi postitif di kehidupan kita saat ini dan nanti.